Kabinet Australia Terbelah dalam Isu Penikahan Sesama Jenis

Kabinet Pemerintahan PM Tony Abbott tampaknya terbelah dalam isu apakah pernikahan sesama jenis sebaiknya diserahkan keputusannya kepada rakyat Australia melalui plebisit atau referendum. Kedua opsi yang diperdebatkan pemerintah ini memiliki implikasi yang berbeda.
Sebelumnya para politisi pendukung legalisasi pernikahan sesama jenis mendorong perlunya Parlemen Australia segera melakukan voting berdasarkan pilihan hati nurani anggota, bukan menurut garis kebijakan partai politik.
Namun, PM Abbott lebih memilih untuk menunda dengan menyarankan perlunya isu ini diserahkan keputusannya kepada rakyat Australia sendiri, apakah melalui mekanisme plebisit atau referendum.
(Dari kanan) PM Tony Abbott, Menteri Komunikasi Malcolm Turnbull, dan Menteri Sosial Scott Morrison.
Menteri Sosial Scott Morrison termasuk yang menghendaki agar isu legalisasi pernikahan sesama jenis ini diputuskan melalui referendum untuk mengubah pasal-pasal mengenai pernikahan di dalam konstitusi.
Namun ketentuan menyebutkan bahwa referendum memerlukan bukan hanya suara mayoritas secara nasional melainkan juga harus mayorits dalam jumlah negara bagian.
Di sisi lain, sejumlah menteri menolak opsi referendum seperti ini, dan menyarankan opsi plebisit, yang hanya memerlukan suara mayoritas secara nasional, tidak perlu mayoritas di semua negara bagian.
Kabinet Pemerintahan PM Tony Abbott tampaknya terbelah dalam isu apakah pernikahan sesama jenis sebaiknya diserahkan keputusannya kepada rakyat Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Mengatakan Paus Fransiskus Masih dalam kondisi kritis
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?