Kabinet itu Seumpama Rumah

Kabinet itu Seumpama Rumah
Kabinet itu Seumpama Rumah
Andaikata si bapak kita yang malang tadi adalah seorang presiden, alangkah malangnya dia. Bayangkan, ia mempunyai banyak menteri, tetapi bagaimana jika para menteri seakan-akan tidak mempunyai kabinet? Tak ada koordinasi, kerjasama yang terpadu?

***

Dari anekdot rumah kontemporer itu, mari sejenak melayang ke masa-masa awal Orde Baru. Kala itu, tak dikenal Menteri Koordinator alias Menko. Koordinasi langsung dilakukan oleh Presiden Soeharto.

Di sebuah buku, Frans Seda berkisah bahwa pada era 1966-1968, ada Dewan Stabilisasi, terdiri dari Sub-dewan Moneter diketuai Menteri Keuangan, Sub-dewan Distribusi dipimpin Menteri Perdagangan dan Sub-dewan Produksi diketuai Menteri Pertanian. Para Ketua Sub-dewan melapor ke presiden sekali seminggu. Maklum, kala itu rupiah inflasi sampai 600 persen dan harga-harga barang melambung ke langit, sehingga muncullah Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) dari mahasiswa, yang salah satunya menggugat agar harga-harga barang diturunkan.

Barulah pada 1969, kabinet dibagi dalam delapan bidang. Saban menteri berkoordinasi dengan menteri terkait. Komunikasi lancar, termasuk dalam mencari solusi. Jika seorang menteri melapor ke presiden, dan solusinya menyangkut menteri lain, maka operasionalnya dikomunikasikan dengan menteri terkait tersebut.

JIKA dipikir-pikir, kabinet itu mirip rumah juga. Ada ayah dan ibu dan sejumlah putra-putri dengan tugas, kewajiban dan tanggung-jawab masing-masing.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News