Kabinet Nasib

Kabinet Nasib
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ia bukan dokter. Ia sarjana fisika nuklir. Ia bankir.

Memang sudah lama ada ide bahwa menteri kesehatan tidak harus dokter. Bahkan untuk sementara sebaiknya jangan dokter.

Dengan dijabat bukan dokter mungkin justru lebih adil bagi para dokter  –semua kubu tidak ada yang mendapatkannya. Ti-ji-ti-beh.

Dan lagi, yang terpenting, di posisi menteri, adalah kemampuan manajerialnya. Budi pasti mampu. Toh ia dibantu wakil menteri yang dokter. Yakni Dr. dr. Dante Saksono Harbuwono. Ahli penyakit dalam dari UI. Dengan gelar doktor dari Jepang.

Dokter Dante juga punya kemampuan manajerial yang unggul. Ia berkecimpung di Pertamedika –grup rumah sakit di bawah Pertamina. Yang kini menjadi induk seluruh rumah sakit milik BUMN.

Prestasi Budi Sadikin sangat menonjol saat menjadi dirut  Bank Mandiri. Lalu menjadi dirut Inalum yang legendaris –yang jadi lokomotif pengambilalihan Freeport. Budi Sadikin-lah otak dan operator pengambilalihan Freeport itu.

Maka pantas sekali kalau kemudian ia menjadi wakil menteri BUMN. Dan kini menjadi menteri –lucu sekali– Menteri Kesehatan.

Di tengah pandemi ini menangani manajerial bidang kesehatan sangatlah penting. Otak Budi sangat besar untuk bisa menampung dan menganalisis bidang yang rumit dan penuh ego ini.

Trio basket kembali bersatu di kabinet. Mereka juga sama-sama Islam –dari generasi Islam Amerika. Yang sangat toleran. Yang 'menjadi kaya' itu sama pentingnya dengan beriman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News