Kabinet Nasib

Kabinet Nasib
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hanya saja bidang ini baru  bagi Trenggono, tetapi yang penting adalah kemampuan manajerial, leadership, dan kebersihan hati.

Kemampuan leadership dan manajerial tentu ia mampu. Soal kebersihan hati hanya ia sendiri yang tahu.

Dan... akhirnya soal menteri agama. Yaqut Cholil Qoumas itu. Ia menjadi lambang kembalinya kementerian agama ke pangkuan NU.

Ini persoalan besar di negeri ini. Itu juga harapan besar bagi NU. Apalagi ketika NU merasa telah habis-habisan memenangkan Presiden Jokowi untuk periode kedua.

Kok kementerian agama diberikan kepada Jenderal Fachrul Razi. Sampai-sampai Ketua Umum PB NU, Prof Dr Said Aqil Siroj, seperti mengambek habis-habisan terhadap Presiden Jokowi.

Terutama kok ia tidak masuk kabinet. Lebih terutama lagi kok kementerian agama diserahkan ke orang lain.

Yaqut sendiri tidak mengira akan menjadi menteri agama. Ia merasa kakaknyalah yang lebih berpeluang: Yahya C Staquf. Dan memang, sang kakak yang mendapat tawaran menjadi menteri agama. Namun sang kakak menolak.

Sang kakak –yang pernah menjadi juru bicara Presiden Gus Dur– punya kesibukan lain. Yang ia anggap lebih mulia. Yakni membawa model Islam Indonesia ke seluruh dunia.

Trio basket kembali bersatu di kabinet. Mereka juga sama-sama Islam –dari generasi Islam Amerika. Yang sangat toleran. Yang 'menjadi kaya' itu sama pentingnya dengan beriman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News