Kabupaten dan Kota Wajib Urus PAUD dan Kesetaraan
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah daerah (kabupaten/kota) wajib menyediakan sarana, prasarana, dan anggaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta kesetaraan. Hal ini sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan.
"Ini aturan baru, bahwa PAUD dan kesetaraan wajib masuk dalam SPM. Itu berarti pemda harus ikut terlibat," ujar Sekretaris Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wartanto di kantornya, Senin (12/2).
Dengan keterlibatan pemda kabupaten/kota, lanjutnya, diharapkan tidak ada anak usia 5-6 tahun yang tidak sekolah PAUD.
Ini juga untuk mendorong anak putus sekolah usia 7-18 tahun melanjutkan pendidikannya ke lembaga formil atau kesetaraan.
Sampai saat ini ada 9,5 juta anak berusia 3-6 tahun. Sedangkan angka partisipasi kasar (APK) posisinya 74 persen. Itu berarti masih 26 persen anak usia 3-6 tahun belum masuk PAUD.
Khusus usia 5-6 tahun, ada 6,8 juta anak yang wajib PAUD. Mereka ini mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) PAUD Rp 4,07 triliun.
"2019, pemda wajib melaksanakan PAUD (5-6 tahun) dan kesetaraan. Dengan DAK PAUD, pemda tidak akan berat karena populasi anak 3-6 tahun hanya 9,5 juta. Sedangkan usia 5-6 tahun sebanyak 6,8 juta. Apalagi banyak di antaranya yang sudah masuk SD," paparnya.
Dia menambahkan, saat ini Kemendikbud tengah menyusun petunjuk teknis SPM sehingga bisa segera diimplementasikan kabupaten/kota. (esy/jpnn)
Ini juga untuk mendorong anak putus sekolah usia 7 hingga 18 tahun melanjutkan pendidikannya ke lembaga formil atau kesetaraan.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Mas Nadiem Pastikan 1,6 Juta Guru Belum Beserdik Bakal Mendapatkan Tunjangan Profesi
- Kabar Baik, Pemerintah Menggelontorkan Rp 5,27 Triliun untuk BOP PAUD dan Kesetaraan
- Dibuka Sekolah PAUD Gratis, Fokus Tumbuh Kembang Anak
- Pendidikan Kesetaraan Punya Arti Penting untuk Masa Depan
- Keadilan dan Kesetaraan Gender di Era 4.0
- Gaji Guru PAUD Hanya Rp 100 Ribu per Bulan