Kabupaten di Papua Ini Hanya Punya 5 Dokter
Penularan bisa terjadi bahkan sejak masa inkubasi atau belum bergejala sama sekali hingga empat hari setelah gejala muncul.
Masa inkubasi virus sarampa memang panjang, bisa mencapai dua minggu sebelum gejala muncul.
Bahkan, orang sering mengabaikan karena gejala yang timbul begitu sepele.
"Demam, batuk kering, sakit saat menelan, mata dan kulit memerah," ujar Erni.
Sementara itu, Bupati Deiyai Dance Takimai akhirnya angkat suara terkait kondisi kesehatan di daerahnya yang mengakibatkan sejumlah balita meninggal.
Dia tak menampik ada kejadian tersebut. Namun, Dance membantah kejadian itu disebabkan wabah, apalagi disebut kejadian luar biasa (KLB).
''Tak ada wabah, yang ada hanya penyakit biasa. Itu pun terhitung sejak Januari 2017. Kalau wabah, artinya diidentikkan dengan KLB dan pastinya ada kuburan baru yang ditemukan,'' kata Dance kemarin (14/7).
Kenyataannya, di Deiyai tak ada kuburan baru sehingga dia berani menegaskan bahwa anak bayi atau balita yang meninggal tak bersamaan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah kabar meninggalnya 40 anak di Kabupaten Deiyai, Papua, akibat wabah sarampa atau campak.
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru
- Yohannis Manansang Berencana Bangun Rumah Sakit Internasional di Sentani
- Mantan Bupati Ini Ditangkap Polisi terkait Pencabulan Anak
- Jelang Natal & Tahun Baru, Senator Manaray Bersama Kemenhub Sepakat Awasi Harga Tiket ke Papua
- Dukung Penuh Pengamanan Pilkada di Puncak, Tim Asistensi Operasi Damai Cartenz 2024 Turun Gunung