Kabut Asap Bisa Sebabkan Depresi?
![Kabut Asap Bisa Sebabkan Depresi?](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2019/04/12/kabut-asap-foto-ilustrasi-riau-posjpnncom.jpg)
jpnn.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan makin pekat. Bukan hanya mengakibatkan gangguan fisik, penduduk di sekitar juga perlu mewaspadai depresi akibat kabut asap. Kabut asap yang melanda Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat saat ini diakibatkan oleh karhutla, terutama kebakaran lahan gambut.
Kabut asap bisa sebabkan depresi?
Sebagai contoh, ada sebuah studi menarik di Yunani tahun 2011 di jurnal “European Psychiatry”.
Studi tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita kehilangan akibat kebakaran hutan mencetak skor yang secara signifikan lebih tinggi pada gejala somatis, depresi, kecemasan, permusuhan, kecemasan fobia, paranoia, mengalami gejala lainnya, serta lebih tertekan.
Meski demikian, studi tersebut tidak secara spesifik meneliti asap dan studi itu sendiri belum definitif.
Dari KlikDokter, dr. Dyan Mega Inderawati ikut bersuara. Menurutnya, depresi juga bisa mengancam orang-orang yang terpapar kabut asap setiap harinya.
Penyebabnya bisa akibat sakit fisik yang tak kunjung sembuh dan/atau karena kondisi kabut asap tak juga mereda.
“Depresinya itu bisa karena keadaan lingkungan yang membuat seseorang stres berat atau akibat sakit yang tak sembuh-sembuh. Misalnya karena kabut asap, seseorang mengalami batuk berkepanjangan. Itu bisa membuatnya depresi,” kata dr. Dyan menjelaskan.
Bukan hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga perlu diperhatikan sebagai akibat dari kabut asap karhutla di beberapa wilayah di Sumatra dan Kalimantan.
- Atasi Depresi dengan Mengonsumsi 5 Makanan Ini
- Warga Indonesia di Los Angeles Harus Mengungsi Akibat Kebakaran
- Luar Biasa, Ini 5 Manfaat Terapi Biofeedback untuk Kesehatan
- Kebakaran Hutan di California Sudah Renggut 24 Nyawa
- 629 Karhutla Terjadi di Indonesia Sepanjang 2024
- 4 Khasiat Rutin Makan Ikan, Turunkan Risiko Serangan Penyakit Ini