Kabut Asap di Palangkaraya Sebabkan Pneumonia dan Diare pada Banyak Anak
Bayi itu tampak sangat kecil di tempat tidur berukuran orang dewasa.
"Ia sudah seperti ini selama tiga hari," kata Eka.
Ia lantas menceritakan, "Pada awalnya, Aulia batuk kemudian ia demam selama tiga hari, lalu ia sulit untuk bernapas, saya langsung memboyong tubuhnya (29/10) pagi ini.”
"Tentu saja saya khawatir, saya punya dua anak, yang satunya sehat, yang ini lahir prematur, ini sebabnya saya khawatir," sambungnya.
Selama tiga hari terakhir, Palangkaraya telah diguyur hujan singkat dan asap telah mereda sedikit meski Pemerintah Indonesia masih mengklasifikasikan tingkat polusi ke dalam kategori ‘berbahaya’.
Sekolah di Palangkaraya-pun tetap tutup, dan penduduk setempat diperintahkan untuk memakai masker pernapasan, tetapi banyak yang tak mau repot memakainya.
"Mereka terbiasa dengan kondisi ini," kata Dr Citra.
Ia mengutarakan, "Mungkin itu karena kurangnya pendidikan - mereka berpikir bahwa tak ada masalah dengan tubuh mereka saat ini, tetapi sebagai dokter, kami tahu bahwa pada akhirnya itu akan menimbulkan efek di masa depan."
Korban termuda dari kabut asap yang melanda wilayah Indonesia dan sebagian Asia Tenggara dibawa ke bangsal anak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ada
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata