Kabut Asap Serang Kota Palembang, Warga Waspadai ISPA
PALEMBANG - Sergapan kabut asap yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Selatan telah membuat warga resah. Betapa tidak, asap tersebut telah menimbulkan beragam gangguan kesehatan, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini mendapat perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Sumsel yang akan segera mengambil langkah antisipasi.
“Asap ini kan disebabkan oleh pembakaran lahan oleh masyarakat secara berlebihan. Dampak yang ditimbulkan terhadap saluran pernapasan manusia, dan inilah yang harus diwaspadai masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus mengenakan masker,” kata Kepala Dinkes Sumsel, Dra Lesti Nurainy Apt MKes seperti yang dilansir Palembang Pos (Grup JPNN.com), Senin (8/9).
Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Sumsel pada 2012 lalu, terdapat 17.884 penduduk Sumsel terserang penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan asap kebakaran hutan di wilayah Sumsel. Selain itu, penduduk juga rentan menderita iritasi mata. Parahnya, ISPA tahun lalu menyerang anak-anak, yakni ada 6.498 balita di bawah 5 tahun, dan 11.386 di atas 5 tahun.
“Bisa jadi akan sama jika kondisi asap akibat kebakaran semakin mengkhawatirkan. Bahkan apabila tidak ditanggulangi secara cepat dapat menyebabkan kematian,” lanjut wanita berkerudung ini.
Saat ini, Dinkes Sumsel tengah berkoordinasi dengan setiap Dinas Kesehatan yang berada di 17 kabupaten/kota di Sumsel untuk mengantisipasi hal tersebut. Dia menginginkan, setiap Dinkes kabupaten/kota agar membagikan masker kepada setiap masyarakat yang ada di wilayahnya.
“Masker itu penting untuk antisipasi asap, agar tak terhisap oleh individu. Karenanya, kami mengarahkan agar setiap Dinkes bisa membagikan masker ke berbagai titik rawan yang ada di Sumsel,” tutupnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, mencatat ada 84 hotspot di Sumsel yang terjadi di pinggiran sungai, areal perkebunan dan pertanian. Diantaranya, di daerah Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin.
Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto mengatakan, penyebab terjadinya bencana asap karena banyak hal, seperti contoh banyak masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar hutan. Selain itu, juga faktor angin yang menyebabkan asap mudah berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain.
“Saat ini kami hanya mementingkan cara mematikan hotspot yang ada di Sumsel dengan cara melakukan waterbooming. Seperti tahun-tahun sebelumnya, September memang baru memasuki puncak musim kemarau yang rawan terjadi kebakaran hutan. Oleh karena itu, kami akan menerbangkan 2 helikopter untuk melakukan waterbooming di sejumlah daerah di Sumsel yang tercatat sebagai hotspot dan akan dilakukan sampai musim kemarau berakhir,” terang Yulizar.(ety)
PALEMBANG - Sergapan kabut asap yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Selatan telah membuat warga resah. Betapa tidak, asap tersebut telah menimbulkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar