Kacamata Terbesar untuk Melihat GMT, Pemakainya Bakal Terkejut
Pengamatan, selain dilakukan oleh komunitas Imah Noong, juga akan diikuti oleh para wisatawan domestik dan mancanegara seperti dari Jepang, Malaysia, Cina, Prancis dan lainnya. Mereka dipersilahkan untuk membubuhi tandatangannya atau bisa untuk berselfie di kacamata tersebut.
"Kacamata matahari ini berukuran panjang 960 centimeter dan lebar 60 centimeter. Kacamata hanya menggunakan satu bingkai, tetapi memiliki sembilan lubang kacamata. Di setiap lubang dipasangi filter berbahan black polimer neutral density (ND)-5. Kacamata matahari raksasa itu dapat digunakan oleh sekitar 45 orang," ujarnya.
Hendro menyebutkan, pembuatan kacamata ini menghabiskan biaya sekitar Rp 60 juta. Yang mahal terdapat pada penggunaan bahan akrilik sebagai bingkai kacamatanya, ditambah dengan harga filter yang mencapai Rp15 juta.
Mereka akan mengupayakan agar kacamata matahari terbesar ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebab sampai saat ini belum pernah ada seorang pun yang pernah membuat kacamata seperti ini.
"Kalau jadi rekor MURI, ini berarti jadi rekor kedua bagi saya, karena sebelumnya saya pernah mendapat rekor untuk observatorium keliling pertama di Indonesia pada 2009. Saat itu mobil dimodifikasi jadi sedemikian rupa agar bisa memuat alat-alat astronomi yang langsung dikendarai saya," tuturnya.
Selain kacamata matahari terbesar, kata dia, tim peneliti Imah Noong juga akan membawa alat-alat pengamatan lain seperti teleskop hidrogen alfa dan kamera. Dengan banyaknya alat pengamatan ini, Hendro berharap masyarakat bisa menikmati GMT dengan aman. "Kami ingin memberikan alat yang mampu membuat orang-orang terkejut,” pungkasnya.***
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408