Kada Mundur Jelang Pilkada, Mendagri tak Bisa Halangi

jpnn.com - JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, dirinya tak bisa menghalangi jika seorang kepala daerah mengajukan surat pengunduran diri, meski diduga langkah tersebut untuk alasan memuluskan anggota keluarga maju sebagai calon kepala daerah.
“Kalau mengajukan tertulis untuk meminta mundur, ya saya tidak bisa menghalangi. Itu hak yang bersangkutan,” ujar Tjahjo, Rabu (17/6).
Menurut Tjahjo, pihaknya tidak dapat menghalangi, apalagi jika alasan mengundurkan diri terkait hal pribadi. Misalkan sakit, sehingga tidak bisa optimal menjalankan tugas-tugas sebagai seorang kepala daerah.
“Tapi kalau alasan (mengundurkan diri,red) berkaitan dengan keluarga (ingin maju sebagai bakal calon kada,red) padahal itu ketentuan undang-undangnya jelas, sangat kami sayangkan. Tapi itu kan hak pribadi kepala daerah,” ujar Tjahjo.
Meski begitu Tjahjo berharap kepala daerah tidak mengundurkan diri sebelum masa jabatan berakhir. Karena sama saja mempengaruhi komitmen kepala daerah saat maju sebagai calon beberapa tahun lalu.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan ini mengungkapkan pandangannya, apalagi sebelumnya diketahui Mahkamah Konstitusi (MK) telah menetapkan putusan. Bahwa yang disebut petahana, jika seorang kepala daerah menjalani sekurang-kurangnya 2,5 tahun masa jabatan.
Artinya, jika mengajukan pengunduran diri setelah melebihi batas waktu 2,5 tahun, maka Kemendagri tak dapat berbuat banyak.(gir/jpnn)
JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, dirinya tak bisa menghalangi jika seorang kepala daerah mengajukan surat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- Momen Hari Kartini, Andini Anissa Jadi Perempuan Pertama Peraih Gelar Kubestronaut
- Kiprah Kartini Hulu Migas Membangun Ketahanan Energi untuk Negeri
- Bantu Nelayan, HNSI Dorong Pemerintah Pakai Teknologi Alternatif
- KSPSI Dorong Indonesia Meratifikasi Konvensi ILO 188 untuk Perlindungan Awak Kapal Perikanan
- Dendi Budiman: Miskinkan Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar