Kadang Pakaian Berlumpur, Jalan sambil Nyanyi Indonesia Raya
Jauhnya sekitar 10 kilometer dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama tiga jam. Dengan catatan: jika tidak hujan.
”Di SDN 005 Dusun Lourdes, ada 54 anak TKI yang datang dari Dusun Bergosong untuk belajar di sini. Baik itu yang pulang pergi Indonesia-Malaysia maupun yang menginap di rumah warga agar tidak terlambat pergi ke sekolah,” kata Andreas, guru di SDN 005, kepada Radar Tarakan sebelum mengikuti perjalanan pulang ke ”luar negeri” anak-anak TKI itu.
Mendung mulai menggelayut. Kami pun kembali bergerak melanjutkan perjalanan yang dimulai selepas sekolah pukul 12.00 Wita itu. Sebab, kalau sampai keburu hujan, rute bakal semakin menyiksa.
Sebagian anak dengan semangat berlari mencapai bukit. Radar Tarakan ikut menjajal berlari pula. Luar biasa beratnya! Apalagi dengan beban bobot 80 kilogram.
Sampai di bukit, kami menyaksikan di kejauhan sebuah perusahaan besar menjulang tinggi dengan asap pekatnya.
Itulah tempat orang tua anak-anak tersebut mengais rezeki: di perusahaan kelapa sawit milik Malaysia.
Perjalanan pun sampai area kebun pohon cokelat milik warga Dusun Lourdes. Jalan setapak mulai licin. Benar saja, saat menuruni tanjakan, Radar Tarakan sempat terpeleset.
Rute berat, naik turun dan licin itu tentu saja sangat menguras tenaga. Haus dan lapar menyerang. Tapi, apa daya, kami di tengah hutan dan kebun. Tak ada toko atau kios. Jadi, harus kami tahan.
Canda tawa terus terdengar. Tujuan akhir anak-anak TKI itu Dusun Bergosong, yang sudah masuk wilayah Tawau, Malaysia.
- Pemkot Tangsel Pastikan Pembangunan SDN Ciputat 01 Sesuai Target
- Pimpinan DPR Mendukung Rencana Sekolah Negeri-Swasta Gratis di Jakarta
- Upaya Astra Meningkatkan Literasi Siswa & Guru, Transformasi Digital Sekolah
- BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan
- Pemkot Tangsel Sebut Beasiswa untuk Siswa Kurang Mampu Selesai di Akhir 2024
- Ahmad Ali Janjikan Tak Ada Anak yang Berhenti Sekolah Karena Kendala Biaya