Kadang Pakaian Berlumpur, Jalan sambil Nyanyi Indonesia Raya
Di tiap perjalanan, baik berangkat maupun pulang, untuk penyemangat, kadang-kadang anak-anak Bergosong itu menyanyi bersama-sama sembari jalan.
Lagu apa saja yang mereka bisa. Siang itu, misalnya, kami sempat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Bagi mereka, Indonesia, negeri ”tetangga” itu, yang tiap hari harus dengan susah payah mereka jangkau untuk bisa bersekolah, memang tetaplah tanah air mereka. Meski, mayoritas dari mereka lahir dan besar di wilayah Malaysia.
”Kami sering basah kuyup karena kehujanan di perjalanan sebelum sampai ke sekolah. Kadang kami diejek teman-teman di sekolah karena pakaian yang kotor bercampur lumpur,” lanjut Ana.
Untuk menyiasati, tiap pergi sekolah, Ana dan kawan-kawannya memilih menyimpan sepatu dan seragam di tas.
Mereka mengenakan pakaian biasa dan sandal jepit. Begitu sampai ke sekolah, baru mereka berganti baju dan sepatu.
Andreas juga sempat menuturkan, anak-anak Dusun Bergosong yang tiap hari menyeberangi perbatasan itu tak dikenakan aturan masuk sekolah yang ketat. Jam berapa pun tiba di sekolah, mereka bisa langsung masuk kelas.
Pukul 15.35 Wita, kami akhirnya sampai ke kebun sawit. Anak-anak langsung bersorak. Mereka girang karena berarti rumah sudah dekat.
Canda tawa terus terdengar. Tujuan akhir anak-anak TKI itu Dusun Bergosong, yang sudah masuk wilayah Tawau, Malaysia.
- Pemkot Tangsel Pastikan Pembangunan SDN Ciputat 01 Sesuai Target
- Pimpinan DPR Mendukung Rencana Sekolah Negeri-Swasta Gratis di Jakarta
- Upaya Astra Meningkatkan Literasi Siswa & Guru, Transformasi Digital Sekolah
- BNPT Gelar Program Sekolah Damai untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Antikekerasan
- Pemkot Tangsel Sebut Beasiswa untuk Siswa Kurang Mampu Selesai di Akhir 2024
- Ahmad Ali Janjikan Tak Ada Anak yang Berhenti Sekolah Karena Kendala Biaya