Kader Golkar: Lebih Baik Dipecat daripada Khianati JK di Pilpres

Kader Golkar: Lebih Baik Dipecat daripada Khianati JK di Pilpres
Anggota Dewan Pembina DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan, Anton Obey. Getty Images

"Politik adalah persoalan pernapasan kekuasaan, oleh karena itu, politik harus dijalankan dengan etos sikap yang berpegang dengan etika dan kebajikan," ujarnya.

Anton meminta DPP untuk tidak melakukan pemecatan terhadap siapapun kader Golkar yang ada di Sulsel hanya karena mendukung Jokowi-JK di pilpres. Anton juga secara terang-terangan menyatakan dukungan ke JK.

Menurutnya, sosok JK adalah tokoh Sulsel yang sudah terbukti memberikan kesejahteraan di Sulsel. "Saya lebih baik dipecat dari pada harus melawan JK di Sulsel," kata dia.

Dia juga memberikan apresiasi terhadap ketua DPD Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, Syahrul memberikan kebebasan terhadap semua kader Golkar di Sulsel untuk memenangkan calon presiden lain tanpa ada ancaman pemecatan. "Seperti inilah demokrasi yang sebenarnya," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham mengaku akan memecat sejumlah kader Golkar yang terbukti mendukung calon presiden selain usungan Golkar. Hal itu dibuktikan dengan dipecatnya Anwar sebagai kader Golkar, beberapa waktu lalu.

Kader lain di Sulsel yang juga disebut-sebut akan dipecat adalah Agus Arifin Nu'mang. Saat ini Agus menjabat ketua Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) Sulsel. Organisasi ini adalah organisasi sayap dari Golkar.

Sayangnya, Idrus yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya enggan memberikan keterangan. Idrus mengaku sedang rapat. Dia juga tidak membalas pesan singkat yang dikirim FAJAR (Grup JPNN.com). "Saya rapat, sebentar," kata Idrus seraya menutup sambungan teleponnya. (eka/min-ars)

 

MAKASSAR - Rencana DPP Partai Golkar yang akan memecat sejumlah kader yang dianggap mendukung Jokowi-JK di Sulsel dan Sulbar, mendapat perlawanan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News