Kadhafi Bakal Diperiksa Mahkamah Internasional
Perbatasan Jadi Padang Pengungsi
Jumat, 04 Maret 2011 – 06:32 WIB
Memang, mahkamah yang didukung PBB itu tak punya kekuatan untuk langsung menangkap para terdakwa. Mereka masih bergantung pada aparat keamanan negara tersebut untuk menangkap terdakwa dan mengekstradisinya ke Den Haag.
Akibat krisis politik itu, ribuan orang mengungsi. Sebagian besar adalah pekerja asing. Mereka menumpuk di perbatasan Libya-Tunisia. Areal perbatasan pun penuh dan berubah menjadi padang pengungsi. Mereka bertahan di luar ruangan dalam cuaca yang sedang dingin. Banyak di antara pengungsi itu yang tinggal selama 4-5 hari di luar dengan berbekal sebongkah roti saja. Karena itu, di tapal batas Tunisia, Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mendirikan rumah sakit darurat berbentuk tenda-tenda.
Sementara itu, kancah perang sipil di Libya kian panas. Pasukan pemerintah menurunkan jet-jet untuk menyerbu Brega, kota yang dikuasai oposisi. Pesawat yang dihadapi secara manual dengan senapan antipesawat oleh warga itu juga menjatuhkan dua bom di dekat pangkalan minyak di kota tersebut.
Serangan itu, tampaknya, merupakan pemenuhan janji Kadhafi bahwa Libya akan menjadi lautan darah kalau Barat ikut campur urusan dalam negerinya. Dia menjanjikan perang yang sangat-sangat panjang sampai titik darah penghabisan. Kemarin, Kementerian Pertahanan Belanda juga melansir bahwa tiga Marinir-nya ditangkap serdadu Libya ketika membantu pengungsi di Kota Sirte. (Reuters/AFP/AP/c5/dos)
DEN HAAG - Mahkamah Internasional menyatakan akan menyelidiki kemungkinan terjadinya kejahatan kemanusiaan di Libya. Kemarin (3/3), di Den Haag,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan