Kadhafi Terdesak di Kota Kelahiran
Qatar Akui Pemberontak Wakil Libya
Selasa, 29 Maret 2011 – 05:05 WIB

Pemberontak Libya mengepung Kota Sirte yang merupakan kota kelahiran Moamar Kadhafi. Foto : REUTERS
Ada pula analisis dari New York Times yang menyebutkan bahwa Kadhafi memang memilih mengonsentrasikan pasukan untuk mati-matian mempertahankan diri. Tripoli dan kota-kota kecil di sekitarnya di wilayah barat, seperti Zuwarah, Zuwaiyah, dan Nalut, memang masih dikontrol pasukan pemerintah.
Namun, kalau Sirte jatuh dan serbuan udara berlanjut -katakanlah selama tiga bulan seperti klaim NATO-, Kadhafi sulit bertahan. Karena itu, Qatar kemarin menjadi negara pertama yang mengakui kubu pemberontak resminya bernama Dewan Transisi Nasional sebagai wakil resmi Libya.
Qatar juga siap menjadi perantara penjualan minyak dari Brega dan Ras Lanuf, dua kota penghasil minyak terbesar di Libya, yang produksinya terhenti sejak 15 Februari lalu. Tetapi, proses produksi itu juga masih harus menunggu kembalinya para pekerja pertambangan asing yang meninggalkan Libya seiring dengan meletusnya revolusi. (c11/ttg)
AJDABIYA - Pertanyaan besar kini pantas diajukan kepada pasukan koalisi: Apa sebenarnya prioritas mereka, melindungi warga sipil atau menjatuhkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Prabowo Berencana Evakuasi 1.000 Warga Palestina ke Indonesia
- Sibuk Bela Palestina, Puluhan Mahasiswa Asing Diusir dari Amerika
- Permalukan Trump, Iran Tegaskan Ogah Berunding Langsung dengan Amerika
- Sesumbar, Donald Trump Klaim AS Lakukan Perundingan Langsung dengan Iran
- OKI Tuntut Penyelidikan Terkait Pembunuhan Pekerja Kemanusiaan di Gaza
- Demo di Akhir Pekan, Ribuan Warga Amerika Kecam Persekutuan Elon Musk & Donald Trump