Kado Nyawa
Oleh: Dahlan Iskan
Namun, ada Ramos. Yang hidup bersama neneknya –tanpa Mirza menyebutkan di mana orang tuanya. Ramos marah pada neneknya itu: ia tembak dengan senjata barunya.
CNN berhasil menelusuri jejak digital Ramos.
Begitu menembak sang nenek, Ramos mengirim text ke seorang gadis 15 tahun nun jauh di Eropa. Ramos kenal gadis itu lewat medsos.
"Saya baru menembak nenek. Ia menjengkelkan. Menelepon AT&T mengenai telepon saya," begitu kira-kira bunyinya. Dengan bahasa Inggris singkat-singkat. Pakai bahasa slang. Khas anak remaja.
"I love you," tulis Ramos ke ''pacar'' antar benuanya itu.
CNN berhasil mewawancarai gadis itu. Atas persetujuan orang tuanyi. Dengan hasil wawancara yang sangat terbatas.
Dari hubungan jarak jauh itu diketahui bahwa Ramos tidak selesai dengan neneknya. Ia dalam perjalanan ke sebuah SD. Untuk melakukan penembakan berikutnya. Ia sampaikan rencana itu ke sang Pacar. Tanpa menyebut SD yang mana.
Sasaran berikutnya ternyata SD Robb Elementary School. Kelihatannya itu disengaja. Bukan kebetulan karena mobilnya terperosok di parit dekat sekolah itu.
Salvador Ramos adalah nama Spanyol. Demikian juga nama dua guru yang ia tembak. Pun nama-nama 19 siswa yang tewas.
- Mabuk Dhani
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Guru ASN PPPK & Honorer Tendik Minta Kenaikan Gaji Merata, Ingatkan Janji Prabowo
- Komitmen Cambridge English Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia
- IPW Minta Masyarakat Menunggu Hasil Penyelidikan Kasus Penembakan di Semarang
- Prarekonstruksi Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Ada 3 Lokasi