Kado Nyawa

Oleh: Dahlan Iskan

Kado Nyawa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Mobil pikap Ramos memang diketahui berada di parit besar yang tanpa air itu. Semula diduga ia mabuk. Lalu terperosok. Lalu ia melihat ada SD di dekatnya. Ia ngamuk di situ.

Tidak begitu.

Rupanya ia sengaja ke SD itu. Itulah tempatnya sekolah dulu. Maka mobilnya ia perosokkan di dekat situ.

Kompleks SD ini berada di pinggir kota. Tidak ada lagi rumah di sebelah selatan atau baratnya. SD itu sudah yang paling pinggir. Sepi.

Itu tergolong SD besar. Bangunannya besar seperti universitas kecil di negara kita. Fasilitasnya lebih lengkap. Ada hampir 600 siswa di sini. Hanya kelas 2 sampai 4.

Setelah ''parkir'' di parit, Ramos bergegas meninggalkan mobilnya. Membawa senjata. Pakai rompi. Memanggul tas ransel. Ia seperti sosok petugas keamanan.

Dari parit itu Ramos menuju pintu belakang sekolah. Yakni pintu Barat. Ada polisi sekolah yang menjaga pintu itu. Mereka adu mulut. Ramos lolos. Masuk koridor sekolah. Lalu masuk kelas.

Tidak pilih-pilih. Ia tembaki murid yang ia lihat. Lalu salah satu guru wanita. Sudah 17 tahun mengajar di situ. Satu guru lagi. Wanita lagi. Sudah 25 tahun mengajar. Keduanya tewas di tempat.

Salvador Ramos adalah nama Spanyol. Demikian juga nama dua guru yang ia tembak. Pun nama-nama 19 siswa yang tewas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News