Kadonya Doa Politik Jadi Presiden
Senin, 22 September 2008 – 10:34 WIB
JAKARTA - Kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berulang tahun, kado istimewa dari Ibu Ani SBY adalah doa. Sejauh ini memang tidak pernah terungkap, doa macam apa yang dipanjatkan Ibu negara kepada sang suami tercinta. Maklum, kado doa, tentu memohon sesuatu yang spesial. Begitu pula, anak buah SBY di Kabinet Indonesia Bersatu, Suryadharma Ali. Ia juga mendapatkan kado doa istimewa saat merayakan ulang tahunnya yang ke 52. Bukan dari Istri, melainkan dari pendukung fanatiknya, Kyai Haji Mohammad Noer Iskandar SQ, pemimpin sebuah pondok pesantren yang juga memang dikenal sebagai kiai politik.
Kado doa itu pun tidak tanggung-tanggung. Yakni, doa politik untuk menjadi Presiden, dan kalaupun meleset Wakil Presiden pun bolehlah. Yang pasti, Kiai Noer yang memimpin doa politik itu, memanjatkan doa agar Suryadharma bisa mengikuti jejak mantan Ketua PPP sebelumnya Hamzah Haz yang menjadi wakilnya Megawati Soekarno Putri.
Baca Juga:
Suryadharma nampak khusuk mengikuti doa politik itu. Menteri Koperasi dan UKM ini pun nampak begitu berseri-seri seusai memanjatkan doanya. ''Ini doa yang baik, harus diterima,'' kata Suryadharma mantap. Suryadharma tak menampiknya meski menegaskan bahwa tidak ada niat untuk jadi capres maupun cawapres. "Doa tidak boleh ditolak. Doa Kyai Noer itu doa yang baik karena untuk menambah rejeki jadi tak boleh ditolak. Yang ditolak hanya doa tolak bala," pungkas Suryadharma berseloroh.
Tentang jabatan, pandangan Suryadharma tak jauh dari kebiasaan politisi pada umumnya dalam menjawab pertanyaan wartawan. '' Jabatan semata-mata adalah amanah yang suatu saat bisa diraih namun juga bisa hilang tiba-tiba. Lima puluh dua tahun hidup saya, jabatan itu pemberian Allah yang tidak bisa kita menampiknya, tetapi juga tak bisa kita pertahankan jika sewaktu-waktu diminta lagi," tandas mantan Ketua Komisi Perdagangan di DPR RI ini.(ara/JPNN)
JAKARTA - Kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berulang tahun, kado istimewa dari Ibu Ani SBY adalah doa. Sejauh ini memang tidak pernah terungkap,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Geram dengan KPK, Megawati: Siapa yang Memanggil Kamu Hasto?
- Setelah Sengketa Pilpres 2024, MK Bersiap Menyidangkan PHPU Pileg
- Apresiasi Putusan MK, AHY: Pimpinan Hadapi Tekanan dan Beban Luar Biasa
- MK Anggap Tidak Ada Keberpihakan Presiden terhadap Prabowo-Gibran
- KPU Bakal Umumkan Hasil Rekapitulasi Setelah Waktu Berbuka
- KPU Upayakan Rekapitulasi Nasional Rampung Sebelum 20 Maret