Kafe Kaifa
Oleh: Dahlan Iskan
Meski kios ini kecil-kecil tidak terasa murahan. Desain kiosnya dibuat sangat khusus. Justru berkat desain khusus itu kesannya elite.
Padahal, ukuran kios hanya dua meter. Ke dalamnya juga dua meter. Hanya ada satu pelayan di dalamnya.
Yang bisa dibeli di kios itu memang terbatas. Hanya dua atau tiga item. Tidak ada dapurnya.
Semua jenis makanan kesukaan ada lengkap di deretan kios itu. Masakan Arab, India, Pakistan, Malaysia, Indonesia, Italia, Turki, China, dan segala macam negara. Masing-masing hanya dua atau tiga item. Dipilih yang paling terkenal saja.
Yang masakan Indonesia hanya bakso dan rendang. Yang Malaysia hanya nasi lemak. Yang India roti pratta. Yang Turki Anda sudah bisa menebak: kebab.
Semuanya siap saji. Tidak ada yang masak di situ. Hanya ada pemanas.
Semua kios bernama: nama negara. Bukan nama kios. Dari sisi Masjid Nabawi nama negara itu ditulis pakai huruf Arab. Dari sisi sebaliknya tulisan latin.
Saya ke kios India: beli roti pratta. Untuk istri. Ternyata saya salah beli. Harusnya roti chennai. Yang lebih empuk.
Seusai subuh ke Kafe Kaifa, malam harinya saya ke sana lagi: kali ketiga. Ingin tahu suasana malamnya yang gemerlapan. Juga ingin beli roti channai.
- Ocehan Roberto Mancini Soal Timnas Indonesia Perlahan Terbukti
- Ada Tumbal di Balik Kemenangan Timnas Indonesia atas Arab Saudi
- Kokkang Ibunda
- Bergodo Kebogiro
- Indonesia vs Arab Saudi 2-0: Reaksi Marselino Ferdinan Menjadi Pahlawan Kemenangan
- Klasemen Sementara Grup C: Timnas Indonesia Terbang, Arab Saudi Melorot