KAHMI Tak Mau jadi Kendaraan Politik
Selasa, 05 Februari 2013 – 20:27 WIB
JAKARTA - Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Mahfud MD menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menjadi kendaraan bagi partai politik tertentu. Terutama menjelang Pemilu 2014, dimana parpol banyak melirik organisasi dengan massa yang berjumlah besar.
Pernyataan ini disampaikan Mahfud terkait dengan banyaknya kader KAHMI yang berasal dari partai politik. Di antaranya dari Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi, Partai Demokrat - Anas Urbaningrum, dari Partai Golkar dengan Akbar Tanjung, Jusuf Kalla dan Bambang Soesatyo dan Reni Marlinawati dari PPP.
Baca Juga:
"Kami melarang anggota kahmi menggunakan KAHMI sebagai kendaraan politik praktis apapun. Kalau mau gunakan baju lain silakan. Tapi tidak dengan KAHMI. Anggotanya boleh ke parpol, tapi organisasinya tidak," tegas Mahfud dalam jumpa pers KAHMI di Jakarta, Selasa (5/2).
Menurut Mahfud, pihaknya sejauh ini memang ikut berpolitik. Namun, hanya dalam politik memberi inspirasi dan ide. Oleh karena itu, ia meminta berbagai pihak untuk tidak menyalahartikan kehadiran KAHMI dalam bidang politik.
JAKARTA - Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Mahfud MD menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menjadi
BERITA TERKAIT
- Mardiono Minta Kader PPP di Purworejo Bisa Berkontribusi Untuk Masyarakat
- Pelantikan Kepala Daerah Terpilih yang Tak Bersengketa di MK pada 6 Februari
- Saat Hakim MK Cecar KPU-Bawaslu terkait Tuduhan Tanda Tangan Palsu di Pilgub Sulsel
- Tidar Sukses Gelar Pra-Kongres IV, Ini Beragam Kegiatannya
- AHY Ungkap Partai Demokrat Sempat Dijegal Saat Ingin Masuk Pemerintahan
- Perayaan Natal Demokrat, AHY: di Indonesia Semua Agama Bisa Beribadah dengan Tenang