Kaisar Jepang Naruhito Pilih Indonesia Jadi Destinasi Pertama
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Pers untuk Kaisar Jepang Kojiro Shiojiri menyampaikan bahwa kunjungan Kaisar Naruhito ke Indonesia merupakan kunjungan pertamanya setelah menduduki tahta pada 1 Mei 2019.
“Ini artinya kunjungan perdana luar negeri setelah beliau (Kaisar) naik tahta,” kata Sekretaris Pers Kojiro Shiojiri dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako melakukan kunjungan selama lima hari ke Indonesia dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu (17/6).
Sekretaris Shiojiri mengatakan bahwa Kaisar Naruhito mengunjungi Indonesia atas undangan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang berkunjung ke Jepang pada Juli tahun lalu.
Shiojiri juga mengatakan bahwa Kaisar Naruhito sangat ingin melihat langsung perkembangan hubungan antara Indonesia dan Jepang.
Selain itu, disebutkan bahwa tahun ini merupakan tahun yang bermakna karena hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang sudah mencapai 65 tahun dan 50 tahun hubungan antara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang.
Shiojiri mengatakan Kaisar Naruito mengunjungi dua tempat di Jakarta, yaitu Depo MRT Lebak Bulus dan Stasiun Pompa Waduk Pluit, pada Minggu.
Selama kunjungan ke Depo MRT Lebak Bulus, Shiojiri menyebutkan bahwa Kaisar Naruhito menanyakan banyak hal dan mendapat penjelasan secara terperinci dari tenaga ahli asal Indonesia dan Jepang.
Kaisar Naruhito dan Permasuri Masako akan bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada 19 Juni, dan akan berkunjung ke Yogyakarta pada 21 Juni
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?