Kaitan Australia Dengan Perusahaan Yang Diduga Pengaruhi Pemilu AS
Cara kerja di tingkat global
Modus operandi perusahaan itu di Australia mencerminkan bagaimana cara kerjanya di luar negeri.
Ketika mereka menargetkan Steve Bannon untuk memasok data untuk kampanye Trump, ia mendirikan kantor baru di dekat Universitas Cambridge untuk menyiratkan hubungan akademis.
Pengungkap fakta Christopher Wylie, yang membantu mendirikan perusahaan tersebut, mengatakan kepada The Guardian bahwa kantor kosong itu dipenuhi oleh staf dari lokasi lain, agar terlihat nyata dan berfungsi.
Dan kemudian setelah menjual jasanya, perusahaan itu membuat klaim besar karena telah mengobarkan perang politik psikologis di tengah publik Amerika, untuk memanaskan Pemilu.
Kenyataannya, senjata berupa ‘big data’ itu nyata dan berbahaya, tapi sulit mengukur berapa banyak kerusakan yang sebenarnya terjadi.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air