Kajian ITS, Palangka Raya tak Cocok jadi Ibu Kota Negara
Ketujuh, ibu kota yang ideal harusnya tidak berada di pedalaman. “Selama ini pemerintah masih terlalu terpaku pada Palangka Raya,” kata Ketua jurusan PWK ITS Adjie Pamungkas.
Kedelapan, menurut doktor bidang planologi ini, bentuk utama Ibu kota masa depan adalah kota yang memanfaatkan secara penuh potensi maritim.
Indonesia sejak Abad 19 memang menjadi jalur pelayaran utama dunia. Namun, sampai abad ke 21 saat ini, jalur pelayaran dan saranannya tidak bertambah secara signifikan. “Ini menunjukkan pembangunan maritim yang masih stagnan,” katanya.
Kesembilan, ibu kota yang baru juga harus mengubah wajah pemerintahan indonesia dari Jawa sentris menjadi negara yang berbasis kelautan.
Sepuluh, mindset pembangunan sudah saatnya dialihkan dari ekspansi dan eksplorasi daratan, menuju eksplorasi laut.
Kesebelas, tidak hanya dari segi fisik, kata Adjie, kota yang baru nanti sistem pemerintahannya juga harus benar-benar berubah dari yang sangat birokratis bersifat kelembagaan, menjadi berbasis teknologi informasi.
Ibukota juga tidak mesti berdiri sendiri, kata Adjie dapat dibuat kota-kota pendukung di sekitarnya. Selain kota inti.
“Tapi konektivitasnya harus terjamin, diakomodasi penuh oleh Teknologi dan Informasi,” katanya. (tau)
Rencana pemindahan ibu kota negara masih bergulir. Menurut hasil kajian, Palangka Raya, Kalteng, yang merupakan daerah pedalaman kurang cocok untuk
- Wanita Pengedar Narkoba di Palangka Raya Ini Terancam Hukuman Berat
- Pemilik 99 Gram Sabu-Sabu Wanita & Pria Terancam 20 Tahun Bui
- Polemik Pemindahan Balai Kota, Ridwan Kamil: Mas Pram Membingungkan Masyarakat
- Istri Polisi di Palangka Raya Menipu 2 Orang Mencapai Rp 315 Juta
- Telah Mempermalukan Polri, Bripda Wahyu Dipecat Tak Terhormat, Lihat Coretan Itu
- Dalam Sehari BRM Bisa Mencuri Barang Berharga di Dalam Mobil