Kakang-Kakang lan Mbakyu-Mbakyu Sedoyo, Piye Kabare
Minggu, 05 Mei 2013 – 13:05 WIB

Foto: JP
Meski logat Tionghoa-nya tetap terasa, bahasa Jawa yang disampaikan politikus kelahiran Selangor, 13 Juli 1970, itu cukup lancar. Tidak terputus-putus seperti orang yang memang baru mengenal atau belajar bahasa Jawa.
Bahasa yang jamak dipakai orang Jawa itu seperti menjadi bagian hidupnya sejak kecil. Sejak berumur 13 tahun, Suee Lim akrab dengan seorang anak pasangan suami istri warga Malaysia keturunan Jawa yang tinggal di Kampung Tok Muda, Kapar Selatan, Selangor. Bahkan, saat itu Suee Lim ikut bekerja di warung makan milik suami istri tersebut. Dalam sehari-hari, pasangan itu masih sering menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Dengan demikian, lama-lama Suee Lim jadi bisa berbahasa Jawa.
”Dia (mantan juragan Suee Lim, Red) keturunan kedua atau ketiga lah kalau tidak salah dari orang Indonesia,” kisah Suee Lim saat ditemui Jawa Pos di sekretariat tim suksesnya di Sekinchan, Selangor, Malaysia, Sabtu (4/5).
Sebagai anak yang dibesarkan dengan bahasa sehari-hari Tionghoa dan Melayu, Suee Lim kecil awalnya tentu tidak tahu sama sekali isi pembicaraan yang sering digunakan keluarga keturunan Jawa itu. ”Saya juga tidak paham saat dicaci maki, dibilang goblok lah, ndasmu lah,” kenangnya, lantas tersenyum.
BERAGAM cara dilakukan politikus untuk meraih dukungan pemilih. Tak terkecuali para calon anggota dewan di Malaysia yang hari ini (5/5) bertarung
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu