Kakang-Kakang lan Mbakyu-Mbakyu Sedoyo, Piye Kabare
Minggu, 05 Mei 2013 – 13:05 WIB

Foto: JP
Dari interaksi dengan keluarga Jawa itu sekitar delapan tahun, lama-lama Suee Lim mengerti, bahkan bisa membahasakannya.
”Ini jalan hidup, tak disangka, hal itu kemudian sangat berguna ketika saya putuskan untuk terjun ke politik,” ucapnya.
Strategi menggunakan bahasa Jawa dalam kampanye Suee Lim dilakukan bukan pada pemilu kali ini saja. Dia menggunakannya sejak kali pertama terpilih sebagai anggota parlemen lokal (setingkat DPRD di Indonesia) pada 2004. Strategi yang sama akhirnya mengantarkan dia kembali terpilih untuk kali kedua pada Pemilihan Raya 2008.
Daerah pemilihan Suee Lim di Sekinchan, Selangor, memang khusus. Selain mayoritas warga Tionghoa (sekitar 60 persen), sebagian warga Melayu keturunan Indonesia dari Jawa dan sebagian lagi dari Banjar. Dengan komposisi tersebut, hampir tidak mungkin bagi Lim tidak mencari simpati dari warga Melayu keturunan Jawa yang lumayan banyak. ”Waktu pertama pakai bahasa Jawa spontan saja. Pikiran saya, saya hanya ingin sedekat mungkin dengan mereka,” bebernya.
BERAGAM cara dilakukan politikus untuk meraih dukungan pemilih. Tak terkecuali para calon anggota dewan di Malaysia yang hari ini (5/5) bertarung
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu