Kakek 95 Tahun Empat Kali Ganti Bus Demi Ikut Demo Antirasis di Selandia Baru
Tapi ketenangan hidupnya ini, seperti juga ketenangan hidup warga Selandia Baru pada umumnya, tiba-tiba terusik pada 15 Maret lalu ketika teroris asal Australia menembaki jamaah masjid.
Sato merasa sangat sedih mendengar apa yang terjadi di Christchurch. "Saya tak bisa tidur nyenyak sejak itu," katanya kepada Radio New Zealand (RNZ).
"Saya rasa begitu menyedihkan. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain," ujarnya.
Menurut dia, setiap orang memang memiliki kesulitan dalam kehidupannya masing-masing.
Karena itu, katanya, kita perlu peduli terhadap yang lain terlepas dari latar belakang etnis dan budayanya.
Photo: Lebih seribu warga Kota Auckland melakukan akso demo menentang rasisme. Aksi inilah yang diikuti John Sato. (SBS News)
Sato mengaku mendengar adanya perkabungan untuk menghormati para korban yang digelar di seantero Selandia Baru.
Maka, hal pertama yang dilakukannya yaitu mendatangi sebuah masjid di daerah Pakuranga, kebetulan tak jauh dari rumahnya.
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya