Kakek-Nenek Belajar Membaca, Malu sama Cucu, Tak Mau Ditipu
Minggu, 16 Oktober 2011 – 19:52 WIB
Begitu juga Nariti, wanita berusia 41 tahun. Ia mengaku pernah bersekolah hingga kelas 3 SD. Akan tetapi, dengan keterbatasan ekonomi dan juga jarak antara ke sekolah dengan rumahnya yang terlampau jauh, akhirnya ia putus sekolah. Akibatnya, Nariti lupa bagaimana cara membaca, menulis dan berhitung karena lama tidak bersekolah. “Saya dulu pernah sekolah sampai kelas 3 SD. Tapi saya lupa lagi, tidak bisa baca,” tukasnya.
Kisah serupa juga dialami oleh I Ketut Pekak. Lelaki berusia 40 tahun ini juga berkeinginan keras untuk belajar memebaca, menulis dan berhitung. Ia rela berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari kediamannya untuk menuju PKBM Yayasan Widia Santi Mandiri di Desa Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.
Menurut I Wayan Widiana, selaku pemilik dan pengelola Yayasan Widia Santi Mandiri tersebut, keinginan Ketut untuk belajar membaca, menulis dan berhitung agar tidak ditipu oleh pedagang lainnya. Ketut–sapaan akrab I Ketut Pekak- merupakan seorang petani. Sebagian besar warga desa Kubu tersebut adalah petani kacang mede dan lontar.
“Pak Ketut itu dia semangat sekali belajar. Karena dia tidak mau dibohongi. Selama ini, warga di desa ini hanya mengenal uang dengan warna saja, tidak dengan nilai mata uang yang tertera di setiap lembar uang,” ujar Wayan—sapaan akrab I Wayan Widiana- kepada JPNN ketika berkunjung ke desa Kubu, Karangasem, Bali beberapa waktu lalu.
Belajar membaca, menulis dan berhitung (calistung) bukanlah suatu kesulitan yang hanya dialami oleh ana-anak usia wajib belajar.Proses pembelajaran
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408