Kaki Remuk Didor Polisi, Simak nih Pengakuannya
Sehingga sekali beraksi, mereka bisa mendapatkan uang mencapai Rp 10 juta. Setelah itu, uang hasil penjualan motor curian dibagi rata.
“Tapi sebagian tidak dibagikan, karena untuk operasional. Biasanya yang bagi-bagi uangnya adalah Dayat," ungkap Imam Bukhori.
Namun, raut muka bandit jalanan ini berubah ketika dirinya diberitahu oleh polisi jika Dayat yang selama menjadi pimpinan kelompok sekaligus mentornya sudah dikirim ke akhirat akibat didor saat melawan polisi.
Imam pun langsung ciut nyali dan mengaku sudah jera melakukan aksi curanmor. Dia pun berjanji sudah tidak akan melakukan aksi curanmor lagi.
"Sebelumnya saya memang tidak tahu kalau Dayat sudah mati ditembak polisi, saya tahunya baru hari ini (kemarin, Red) dikasih tahu pak polisi," ungkapnya lantas terdiam mengakhiri ceritanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan bahwa pihaknya masih memburu tiga pelaku lain komplotan Dayat cs yang belum tertangkap.
Sebab, mereka sudah kabur terlebih dahulu sebelum polisi melakukan penggerebekan di tempat persembunyiannya masing-masing.
"Mereka kocar-kacir sejak Dayat dan Imam tidak ada ditangkap polisi. Informasi terakhir, mereka malah sudah kabur ke luar kota Surabaya," tambah pimpinan Tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya ini. (*/jay)
- Maling Motor Ini Incar Kendaraan Milik Pelaku Tawuran, Modus Sebagai Polisi
- Terekam CCTV, Pencuri Bawa Kabur 2 Sepeda Motor di Palembang
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Pensiunan Jenderal Bintang 2 Nasihati Juniornya
- Makam Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Sudah Digali
- Keluarga Siswa Korban Penembakan di Semarang: Anaknya Penurut
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Kuburannya Akan Digali untuk Ekshumasi