Kal Muller, Pria Hungaria yang 17 Tahun Hidup Bersama Suku Kamoro di Papua
Puluhan Kali Terjangkit Malaria, Kini Jadi Kebal
Selasa, 07 Agustus 2012 – 05:35 WIB

Kal Muller bersama dua penari dari suku Komoro, Papua, di galeri seni di kawasan Palmerah, Jakarta, Sabtu (4/8). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Lama-lama, suku Kamoro bisa bermigrasi ke kota untuk bekerja di bidang lain. Langkah Kal melestarikan kebudayaan suku Kamoro cukup kuat. Pernyataan tersebut keluar dari tokoh perajin Kamoro, Timotius Samin, 62.
Menurut Timotius, saking cintanya pada suku Kamoro, Kal pernah berujar ingin dimakamkan di tempat tinggal suku Kamoro saat tutup usia nanti meskipun tidak berstatus warga negara Indonesia. "Beliau ini sangat luar biasa," katanya. Menurut dia, jika orang asing saja begitu cinta pada suku Kamoro, semestinya orang Indonesia tidak boleh kalah. (*/c12/nw)
Keindahan budaya suku Kamoro di pedalaman Timika, Papua, membuat Kal Muller jatuh hati. Saking cintanya pada Kamoro, pria kelahiran Hungaria itu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu