Kal Muller, Pria Hungaria yang 17 Tahun Hidup Bersama Suku Kamoro di Papua
Puluhan Kali Terjangkit Malaria, Kini Jadi Kebal
Selasa, 07 Agustus 2012 – 05:35 WIB

Kal Muller bersama dua penari dari suku Komoro, Papua, di galeri seni di kawasan Palmerah, Jakarta, Sabtu (4/8). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Kal diberi mandat untuk menggali budaya-budaya dan kehidupan sosial suku Kamoro. Saat itu, kehidupan adat suku Kamoro hampir punah. Kehidupan adat mereka hampir kehilangan jejak karena tergerus kegiatan keagamaan yang dijalankan para misionaris peninggalan penjajah Belanda.
Secara resmi, rumah Kal berada di jantung Kota Timika. Tetapi, dia jarang tinggal di rumah. "Saya lebih banyak tinggal bersama suku Kamoro," ujar pria yang pernah tinggal di Meksiko itu. Dalam sebulan dia bisa tinggal bersama suku Kamoro sampai lebih dari tiga minggu.
Perjalanan Kal dari rumah menuju pusat kehidupan suku Kamoro tidak mudah. Dia harus menyusuri sungai dan laut hingga 12 jam. Catatan waktu itu dicapai jika perahu yang ditumpangi Kal digerakkan dua mesin tempel. Tetapi, jika perahu yang ditumpangi hanya berpenggerak satu mesin tempel, waktu tempuh bisa molor hingga berjam-jam.
"Apalagi jika air laut tiba-tiba pasang. Saya harus tinggal dulu di suku tetangga," kata suami Jina Muller tersebut. Dia menikah dengan Jina sekitar sepuluh tahun lalu. Kini Jina lebih sering tinggal di Timika. Dia mendapatkan tugas untuk membantu setiap proses persiapan pameran budaya suku Komoro.
Keindahan budaya suku Kamoro di pedalaman Timika, Papua, membuat Kal Muller jatuh hati. Saking cintanya pada Kamoro, pria kelahiran Hungaria itu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu