Kal Muller, Pria Hungaria yang 17 Tahun Hidup Bersama Suku Kamoro di Papua
Puluhan Kali Terjangkit Malaria, Kini Jadi Kebal
Selasa, 07 Agustus 2012 – 05:35 WIB

Kal Muller bersama dua penari dari suku Komoro, Papua, di galeri seni di kawasan Palmerah, Jakarta, Sabtu (4/8). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Kal menjelaskan pengalamannya waktu kali pertama tinggal bersama warga Kamoro. Dia mengungkapkan awalnya tidak suka makan makanan dari olahan sagu. Tetapi, karena bahan utama makanan warga Kamoro adalah sagu, lambat laun dia terbiasa.
Setiap kali dihidangkan makanan yang berbahan dasar sagu, Kal menyantapnya dengan lahap. Terlebih jika hidangan tersebut diselingi ikan bakar. "Mereka jago masak," katanya, lantas tertawa.
Seperti kebanyakan orang lain, Kal pernah takut ketika akan tinggal dan menetap bersama suku Kamoro. Penyebabnya adalah serangan malaria. Dia puluhan kali terserang malaria. Untung, dia memiliki obat mujarab sehingga malaria yang menyerang tubuhnya tidak sampai parah. "Setelah lama di sana, sekarang saya terbiasa," ujarnya.
Sebelum blusukan ke hutan untuk tinggal bersama suku Kamoro, Kal tidak lupa meminum obat penangkal malaria. Dengan cara tersebut, malaria bisa dicegah. Setelah lama tinggal bersama suku Kamoro, dia merasa bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi dari mereka. Yang paling utama adalah masalah kesehatan dan pendidikan.
Keindahan budaya suku Kamoro di pedalaman Timika, Papua, membuat Kal Muller jatuh hati. Saking cintanya pada Kamoro, pria kelahiran Hungaria itu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu