Kal Muller, Pria Hungaria yang 17 Tahun Hidup Bersama Suku Kamoro di Papua
Puluhan Kali Terjangkit Malaria, Kini Jadi Kebal
Selasa, 07 Agustus 2012 – 05:35 WIB

Kal Muller bersama dua penari dari suku Komoro, Papua, di galeri seni di kawasan Palmerah, Jakarta, Sabtu (4/8). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Menurut dia, di lokasi tempat tinggal suku Kamoro kini ada banyak klinik kesehatan. "Tetapi, mantrinya jarang berada di klinik," terangnya. Dia berharap, pemerintah lebih memperhatikan suku Kamoro.
Soal pendidikan, kata Kal, secara fisik, banyak bangunan sekolah tersebar di tempat tinggal suku Kamoro. Terutama SD dan SMP. Tetapi, kualitas pendidikannya masih rendah.
Bagaimana tidak rendah jika gurunya jarang berada di kelas. Para guru, menurut pengamatan Kal, lebih sering pergi ke Timika untuk urusan administrasi kepegawaian. Jika hal tersebut terjadi, para siswa yang awalnya bersemangat masuk sekolah menjadi bubar. Mereka kembali ke perkampungan dan bermain dengan teman sebaya.
Dengan pengalamannya 17 tahun tinggal bersama penduduk suku Kamoro, Kal berkesimpulan, pembenahan kualitas kesehatan dan layanan pendidikan perlu digarap lebih serius. Dia kini fokus pada pembenahan pembangunan perekonomian mereka.
Keindahan budaya suku Kamoro di pedalaman Timika, Papua, membuat Kal Muller jatuh hati. Saking cintanya pada Kamoro, pria kelahiran Hungaria itu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu