Kala Mudik Gratis Jadi Harapan Perantau Asal Jateng

Kala Mudik Gratis Jadi Harapan Perantau Asal Jateng
Pemberangkatan mudik gratis dari Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 27 Maret, 2025. Foto: Pemprov Jateng

Ketua Paguyuban Cah Karanganyar Rantau (Cakra) di Kota Bandung Waluyo mengatakan ada 50 perantau yang ikut dalam rombongan bus tersebut. Mayoritas bermata pencahrian sebagai pedagang.

Ketua Paguyuban Rantau Jawa Tengah (PRJT), Bandung Raya, Farhan Juniaji mengaku, selektif dalam menyaring calon peserta mudik gratis agar tepat sasaran. Sebisa mungkin ditujukan untuk kalangan masyarakat yang sangat membutuhkan fasilitas mudik gratis, agar bisa pulang ke kampung halaman.

Dirincikannya, peserta dari kalangan ojek online 17 persen, karyawan 17,6 persen, pedagang kaki lima 11 persen, asisten rumah tangga 11 persen.

"41 persennya campur. Ada honorer, guru ngaji, ibu rumah tangga, dan lain-lain," ujarnya.

Farhan bercerita, pada kesempatan mudik gratis kali ini mampu memberikan harapan kepada perantau yang bahkan sudah lama tak bisa pulang. Dia mencontohkan, ada keluarga yang berprofesi menjadi pemulung dari Cikarang yang telah lima tahun tak bisa mudik.

"Lalu dijemput, diantarkan relawan kami ke Bandung. Alhamdulillah bisa mudik ke Jateng," kata Farhan.

Ke depan, pihaknya berharap fasilitas armada bus mudik gratis bisa ditambah untuk keberangkatan dari Bandung Raya oleh instansi pemerintahan, maupun donatur lain.

"Karena banyak teman belum terangkut, mudah-mudahan tahun depan bisa lebih banyak lagi. Yang untuk Rembang, Pati, Blora, Kudus, belum ada armadanya. Mari berdoa, supaya tahun depan lebih banyak lagi para donatrur bus," kata Farhan.

Sefti Nurwati, perantau asal Kabupaten Banyumas, Jateng, akhirnya bisa pulang kampung melalui program mudik gratis.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News