Kalah Bertanding Menanam Cabe dengan 'Orang Sakti', Memeluk Islam
jpnn.com - BAGI penduduk Kota Palu, Abdullah Raqie atau yang lebih dikenal dengan Datokarama, adalah seorang yang sakti atau keramat (datuk).
Dia seorang tokoh ulama penyebar agama Islam pertama di lembah Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
MUGNI SUPARDI-ANTON TULO’IYO, Kota Palu
DARI Kota Padang, Sumatera Barat, sebelum masuk ke Bukit Tinggi, ada sebuah perkampungan yang namanya yakni Sepuluh Koto. Menurut sejarawan di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulteng, Sepuluh Koto adalah tempat kelahiran dari Abdullah Raqie.
“Dari tempat itulah dia (Abdullah Raqie,red) lahir,” singkat sejarawan Untad, Haliadi Sadi, saat dimintai Radar Sulteng (Jawa Pos Group) menceritakan sejarah Islam masuk ke Palu, akhir pekan lalu (3/6).
Hadi menjelaskan, karena terdapat perbedaan pendapat dari para ulama di sekitar tempat tinggalnya tentang kedatangan kolonial Belanda di pertengahan abad ke 17, membuat Datokarama seakan-akan tersingkirkan. Makanya dia memilih pergi.
“Keputusan pun diambil. Dan memilih lebih baik meninggalkan kampung halamannya untuk mengembangkan ajaran Islam,” lanjut pria berkaca mata ini.
Pada sekitar tahun 1740-an, Datokarama memutuskan angkat kaki menuju ke bagian timur Tanah Minang. Hampir 50-an orang yang terdiri dari sanak keluarga dan anak buahnya menemani Datokarama dengan sebuah perahu layar.
BAGI penduduk Kota Palu, Abdullah Raqie atau yang lebih dikenal dengan Datokarama, adalah seorang yang sakti atau keramat (datuk). Dia
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis