Kalah Bikin Penasaran, Menang Tetap Merasa Kurang

Kalah Bikin Penasaran, Menang Tetap Merasa Kurang
Ilustrasi. Judi online. Foto dok. Kominfo

Sementara mereka yang mendukungnya mengingatkan jika banyak pemain judi online, seperti halnya pemakai narkoba, juga merupakan korban yang kecanduan.

Nirmala Ika,  Psikolog klinis dan konseling sekaligus Co-founder dari Enlightmind menjelaskan secara psikologis, biasanya di balik adiksi ada sesuatu yang hilang dari diri seseorang.

"Jadi sebenarnya judi, rokok, makan, atau bahkan seks itu, adalah cara yang dipakai orang untuk fulfilling kebutuhan yang tidak terpenuhi yang membuat dia gelisah ... pada dasarnya perasaan manusia itu ia ingin dicintai, ingin diakui, dan merasa mampu," kata Ika.

Ika mencontohkan salah satu kliennya yang punya kebutuhan pengakuan bahwa dia mampu. Sejak kecil kedua orangtuanya menekankan ukuran untuk dianggap mampu adalah jika ia punya banyak uang.

"Sehingga ketika ia mencoba berjudi dan menang, ... ia merasa 'oh benar nih, aku bisa berhasil di sini' dan kebutuhan pengakuan tadi juga terpenuhi."

"Ketika kita merasa [kebutuhan yang terpenuhi] itu enak, kita pakai jalan itu terus-menerus hingga kecanduan. Karena itu cara yang paling singkat ... ada banyak cara untuk memenuhinya sebenarnya, tapi lebih lama, lebih effort ... padahal kita biasanya maunya yang instan."

"Kalau ada sesuatu yang membuat ia sendiri tak berdaya, yang dia sendiri enggak pengen punya rasa itu, yang menyebabkan ia berlari ke adiksinya, ya dia memang korban," jelas Ika. 

Ia menilai dibanding memberikan bantuan sosial, pemerintah lebih baik mengalokasikan anggaran ke akses konseling melalui BPJS.

Kami berbicara dengan mantan pemain judi online untuk menyelami seluk-beluk judi online, termasuk apa yang membuat ingin bisa berhenti

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News