Kalah Bikin Penasaran, Menang Tetap Merasa Kurang
"Buka akses BPJS di mana mereka bisa mendapat pelayanan konseling di puskesmas atau di rumah sakit-rumah sakit rujukan ... atau mungkin ada nomor hotline layanan konseling nasional yang bisa dihubungi ... karena asuransi [swasta] belum meng-cover biaya konseling."
"Saya juga belum melihat lembaga bentukan negara yang dibuat untuk menangani adiksi selain narkoba," tambah Ika.
"Kalau sudah tersedia layanan konseling, ada bantuan, ada keluarga dan orang-orang terdekat yang membantu, tapi mereka tidak mau mengakses dan merasa mereka baik-baik saja tapi merugikan orang lain, di situlah dia juga menjadi pelaku."
Saat akhirnya berhenti berjudi
Setelah sekitar 2,5 tahun terjerat judi online, Anton akhirnya memilih berhenti dari kebiasaannya.
"Karena saya sudah tidak punya apa-apa, banyak utang, menyusahkan diri sendiri yang imbasnya ke keluarga, dan kerja juga jadi malas tidak fokus, sangat dirugikan," kata Anton.
Karena kebiasaan berjudinya berasal dari teman-teman di kantornya, yang pertama kali ia lakukan adalah keluar dari kerjanya untuk memutus rantai judi online yang menjeratnya.
"Saya waktu itu resign karena ingin menghindari lingkungan pertemanan, resign-nya juga baik-baik, tidak meninggalkan kecacatan nama baik."
Tapi jalannya untuk berhenti tidaklah mulus, ia mengaku masih kecanduan di tempat kerja barunya.
Kami berbicara dengan mantan pemain judi online untuk menyelami seluk-beluk judi online, termasuk apa yang membuat ingin bisa berhenti
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Irjen Krishna Murti Ungkap Jumlah WNI Operator Judi Online di Filipina, Mengejutkan
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'
- Selebgram 19 Tahun Ini Ditangkap Polisi, Kasusnya Berat
- Dua Pemegang WHV Asal Indonesia Meninggal di Australia Barat
- Alasan Perdagangan Bayi dan Anak di Indonesia Sulit Diberantas