Kalah di DKI, Djarot Masih Berpeluang untuk Pilgub Jatim
jpnn.com, JAKARTA - Duet Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat memang sudah hampir bisa dipastikan gagal mempertahankan posisinya sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Namun, masih ada peluang bagi Djarot.
Pilkada DKI telah melambungkan nama politikus PDI Perjuangan yang pernah menjadi wali kota Blitar itu. Dalam analisis pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe, sosok Djarot bisa dibawa ke Jawa Timur untuk pilkada tahun depan.
"Djarot tampaknya ada peluang bila PDIP mau mengusungnya ke pilgub (pemilihan gubernur, red) Jatim, apalagi dia pernah jadi wali kota Blitar," ujarnya seperti dikutip JawaPos.Com, Kamis (20/4)
Ramses menambahkan, peluang Djarot dengan popularitasnya saat ini untuk menang di pilkada Jatim pun cukup besar. "Popularitas Djarot di Jakarta akan terbawa sampai ke sana," sebutnya.
Menurutnya, Djarot akan membuat Pilkada Jatim lebih meriah dan lebih berdinamika. "Kehadiran Djarot di sana akan meningkatkan resonansi politik di Jatim nanti," katanya memprediksi.
Bahkan, sambung Ramses, politik di Jatim akan semakin dinamis jika Djarot dipasangkan dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Hanya sja, tentu saja keputusan akhirnya ada di PDIP.
"Djarot bisa saja berpsangan dengan Risma bila Risma mau menjadi wagub dan PDIP mau menskenariokan seperti itu. Sekarang tergantung parpol apakah mau atau nggak," pungkasnya.(dna/JPG)
Duet Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat memang sudah hampir bisa dipastikan gagal mempertahankan posisinya sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Relasi Siap Menangkan Wahyu-Ali dan Khofifah-Emil di Kota Malang
- Survei Poltracking: Khofifah-Emil Raih Elektabilitas 68,4 Persen, Diprediksi Menang di Pilkada Jatim
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi