Kalah Di Mahkamah Konstitusi, Prabowo Bubarkan Koalisi Indonesia Adil Dan Makmur
"Selanjutnya Pak Prabowo menyerahkan keputusan politik kepada pertimbangan partai masing-masing, tentu semua partai memiliki pertimbangan dan jalan pikir yang tentu saja tidak bisa kita intervensi satu sama lain."
"Oleh karena itu beliau menghormati semua dan mempersilakan parpol untuk mengambil keputusan parpolnya masing-masing," tambahnya.
Koalisi vs oposisi
Photo: Partai Gerindra menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak kedua dalam pemilu legislatif 2019 setelah PDI Perjuangan. (Istimewa)
Ada dua opsi langkah politik yang akan ditempuh oleh partai politik anggota koalisi Adil dan Makmur pasca pembubaran ini. Bergabung dengan pemerintahan Jokowi Ma'ruf atau menjadi oposisi.
Namun demikian belum ada satupun dari kelima parpol anggota koalisi Adil dan Makmur yang mengaku telah mengambil keputusan kemana akan berlabuh.
Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional beberapa waktu belakangan kuat mensinyalkan gelagat akan merapat ke kubu Jokowi, sebaliknya 3 partai lainnya mensinyalkan akan memilih menjadi oposisi.
Partai Gerindra misalnya mengaku akan memfokuskan diri untuk berjuang menjadi oposisi di parlemen.
"Ya, ini sebagai perjuangan. Kami mulai mengarah pada kekuatan parlemen sebagai sarana kekuatan perjuangan. Dan kita mengatakan kepada masyarakat bahwa mewujudkan pemerintahan yang bersih dan swasembada pangan harus terus diperjuangkan," kata Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata