Kalah Di Pemilu, Tak ada Jatah di Kabinet

Kalah Di Pemilu, Tak ada Jatah di Kabinet
Kalah Di Pemilu, Tak ada Jatah di Kabinet
JAKARTA - Yuddhi Chrisnandi, politisi muda Golkar, mendukung sepenuhnya bila Jusuf Kalla (JK) diusung sebagai calon presiden (capres). Sebagai partai besar dengan kursi dominan di DPR, sudah semestinya Golkar mengajukan capresnya sendiri. Kalau hasil survei menunjukkan tingkat popularitas yang jauh dibawah tokoh lain, kata Yudhi, mestinya itu menjadi faktor pendorong untuk bekerja keras.

Dia memberi contoh, menjelang pemilu 2004, tingkat popularitas SBY hanya 7 persen, dan Megawati Soekarnoputri mencapai 35 persen. Saat itu SBY pantang menyerah, tapi justru bekerja keras dengan membentuk tim sukses yang solid dan membuat pencitraan yang gencar. "Jadi, begitu JK menyatakan kesiapannya untuk menjadi capres, maka mesin Golkar langsung bergerak. Ingat, Golkar punya 480 DPD dengan jaringan di 9500 kecamatan dan 72.250 desa," ungkap Yuddhi dalam diskusi di ruang wartawan DPR, Senayan, Jumat (20/2).

Sementara, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengaku tidak yakin JK mau mendeklarasikan diri sebagai capres. Menurutnya, JK tidak akan berani berspekulasi. JK, katanya, masih menyimpan 2 opsi, yakni maju sendiri sebagai capres, atau cukup sebagai cawapres mendampingi SBY.

"JK sudah pasti punya hitung-hitungan karena dia pedagang," kata Arbi. Jika JK menyatakan diri sebagai capres tapi tiba-tiba nantinya suara Golkar jeblok saat pileg, maka Golkar sulit untuk mendapatkan kursi kekuasaan di pemerintahan.

JAKARTA - Yuddhi Chrisnandi, politisi muda Golkar, mendukung sepenuhnya bila Jusuf Kalla (JK) diusung sebagai calon presiden (capres). Sebagai partai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News