Kalah-Menang Konvoi Motor Keliling Kota
Jumat, 11 Juli 2014 – 06:43 WIB
Bukan hanya jersey, Fingky juga menjual syal, bendera, topi, serta tas timnas yang berlaga dalam Piala Dunia 2014. Selama sebulan pelaksanaan Piala Dunia, omzet Fingky mencapai Rp 60 juta"Rp 70 juta. "Ya, ini berkah Piala Dunia. Kalau hari-hari biasa, ya tidak tentu," ungkapnya.
Menurut Ferry, menonton laga Belanda dengan mengenakan jersey timnas asuhan Louis van Gaal itu "wajib" hukumnya. Bapak dua anak itu pun tidak pernah absen mengikuti acara nonton bareng (nobar), terutama saat timnas Belanda bertanding. Ada beberapa titik nobar di Ambon yang dipenuhi warga. Antara lain, Kafe Bagadang dan Kafe Blitz di Jalan Diponegoro. Tapi, yang paling banyak digelar di kampung-kampung. Sejauh ini, Ferry berpindah-pindah tempat nobar. Mulai di dekat tempat tinggalnya di Karangpanjang hingga di Jalan Diponegoro.
Menurut dia, yang membuat dirinya selalu ingin menyaksikan Piala Dunia dengan nobar adalah atmosfernya yang seru. Sorak sorai dan celetukan penonton mewarnai sepanjang pertandingan. Apalagi, setelah pertandingan, biasanya pendukung tim yang menang merayakan dengan berkonvoi keliling kota.
"Terlebih kalau Belanda yang menang, pasti konvoinya lebih ramai di jalan-jalan. Sayangnya, hari ini (Kamis kemarin, Red) Belanda kalah di semifinal oleh Argentina. Jadi, pawai pun tak seramai pas Belanda menang," tutur pria 35 tahun yang mengaku memiliki darah Belanda dalam tubuhnya itu.
Kekalahan timnas Belanda dalam adu penalti melawan Argentina di semifinal Piala Dunia Brasil, Kamis dini hari(10/7), tidak menyurutkan dukungan warga
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara