Kalau Pro Rakyat, Rizal Ramli Harusnya Tolak Reklamasi

jpnn.com - JAKARTA - Menko Maritim Rizal Ramli diminta membuktikan klaim bahwa dirinya adalah pejabat yang berpihak kepada rakyat. Caranya, dengan menolak kelanjutan pengerjaan reklamasi Teluk Benoa, Bali.
Pengamat Lingkungan Anwar Lasappa mengatakan, proyek reklamasi itu sudah jelas ditentang oleh masyarakat setempat. Karenanya, tak ada alasan Rizal menudukungn proyek tersebut.
"Menko Kemaritiman harus miliki kepedulian terhadap sektor kelautan dan masyarakat pesisir. Apalagi paradigma pembangunan sekarang berbasis maritim," kata Anwar saat dihubungi, Jumat (15/1).
Direktur Forum Studi Lingkungan (Fosil) itu menuturkan, seharusnya pemerintah konsisten tetap menghentikan reklamasi pantai seperti yang pernah disampaikan sebelumnya. Pasalnya dampak reklamasi pantai dapat membahayakan ekosistem pantai serta dapat menghilangkan akses masyarakat pesisir.
Dia berharap Rizal Ramli berani bersuara keras mengenai hal ini. Anwar juga mengimbau, kedepannya pemerintah lebih memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan sektor kelautan dan pesisir dengan menjaga ekosistem pantai.
"Yah itu jika memang dia (Rizal) benar Menko pro rakyat bukan pro pemodal," kata Anwar .
Teluk Benoa terletak di sisi tenggara Pulau Bali, tepatnya di Pulau Pudut. Reklamasi ini rencananya seluas 700 hektare, dengan izin pengelolaan PT TWBI selama 30 tahun dan pembangunan berbagai objek wisata di atasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Menko Maritim Rizal Ramli diminta membuktikan klaim bahwa dirinya adalah pejabat yang berpihak kepada rakyat. Caranya, dengan menolak kelanjutan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BSI Menyalurkan Bantuan Untuk Pembangunan Pesantren dan Santunan Yatim
- Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas PAI Dirapel, Bukan Hanya PNS & PPPK
- Guru PPPK Bulan Ini Mengantongi Rp20 Juta ya? Oh, Nikmatnya
- Mudik 2025, Tol Semarang ABC Siap Terapkan One Way Lokal Kalikangkung-Bawen
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol