Kalau Sedang Marah, Memilih Diam
Rabu, 06 Juli 2011 – 07:51 WIB
JAKARTA ---Selain dikenal sebagai da'i, Zainuddin MZ juga seorang politisi. Sejak 1977 dia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekitar empat tahun pasca pemilu 1999, tepatnya pada 20 Januari 2002, pria berdarah betawi itu memilih untuk mendeklarasikan parpol baru yang diberi nama PPP Reformasi. Bursah mengingat sebagai da'i, Zainuddin memiliki pengagum yang sangat banyak. Sikapnya yang moderat, menjaga pluralisme, dan toleransi membuat pria penggemar musik dangdut ini laris diundang 'manggung' berdakwah ke berbagai daerah.
Partai inilah yang melalui Muktamar Luar Biasa, 8 - 9 April 2003 di Jakarta berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR). Bahkan, Zainuddin terpilih sebagai ketua umum. Setelah pemilu 2004, PBR dilanda perpecahan. Dalam Muktamar Islah PBR di Sanur, Denpasar, 25 April 2006 terpilih Bursah Zarnubi sebagai ketua umum PBR yang baru. Sedangkan, Zainuddin didapuk menjadi Ketua Dewan Syuro PBR.
Baca Juga:
"Kalau sedang memimpin rapat, beliau (Zainuddin, Red) itu senang guyon. Suasana rapat jadi nggak kaku," kenang Bursah di Jakarta, kemarin (5/7). Ketika menghadapi masalah, Zainuddin juga menghadapinya dengan tenang. "Kalau marah diam. Tidak pernah keluar ekspresi yang emosional dari mulutnya," imbuh Bursah.
Baca Juga:
JAKARTA ---Selain dikenal sebagai da'i, Zainuddin MZ juga seorang politisi. Sejak 1977 dia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekitar
BERITA TERKAIT
- Polda Riau Sita 30 Kg Sabu-Sabu, Irjen Iqbal Ancam Jerat Hukuman Mati Bandar Narkoba
- Bea Cukai Serahkan Barbuk Kasus Rokok Ilegal ke Kejari Kota Semarang, Ada Mobil Mewah
- Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kombes Irwan Sebut Ada Tawuran
- 18 Ketua Kadin Provinsi Ajukan Gugatan Penyelenggaraan Munaslub 2024
- KJRI Hamburg Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Di Kepemimpinan Said Saleh Alwaini, APJATI Siap Menyongsong Indonesia Emas