Kalau Sedang Marah, Memilih Diam
Rabu, 06 Juli 2011 – 07:51 WIB
Namun, mengentalnya aktivitas politik Zainuddin pasca reformasi membuat 'bintang cerahnya' meredup. "Ketika terjun ke politik mulai berkurang undangan dari orang, karena dianggap tidak independen lagi," katanya.
Baca Juga:
Menurut dia, saat masih di PPP, peran politik Zainuddin lebih banyak sebagai vote getter saat pemilu. Setelah mendirikan PPP Reformasi yang lalu berubah menjadi PBR, Zainuddin tercitra sepenuhnya sebagai seorang politisi murni yang penuh manuver. "Kental betul sebagai ketum partai," kata Bursah.
Popularitas Zainuddin sedikit terangkat kembali sewaktu dia memutuskan mundur dari PBR pada 2007. Di sela acara ulangtahunnya yang ke - 56, pria kelahiran Jakarta, 2 Maret, itu menyatakan ingin berkonsentrasi untuk berdakwah. "Begitu mundur, spontan, mulai berkibar lagi bendera beliau sebagai da'i," tutur Bursah.
Namun, saat hiruk pikuk pemilu 2009, Zainuddin come back menceburkan diri dengan mendukung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres. Di saat yang sama, kalangan petinggi PPP juga mengklaim kalau Zainuddin telah pulang kandang.
JAKARTA ---Selain dikenal sebagai da'i, Zainuddin MZ juga seorang politisi. Sejak 1977 dia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekitar
BERITA TERKAIT
- Belasan Ketum Kadin Daerah Gugat Pelaksanaan Munaslub 2024
- Menag Dikirimi Sejumlah Barang Berharga oleh Orang Misterius
- Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang: Keterangan Siapa yang Benar?
- Usut Kasus Investasi Fiktif, KPK Panggil Petinggi PT. Insight Investmen Management dan PT Taspen
- Wayan Sudirta Soroti Sejumlah Persoalan di Institusi Polri Termasuk Kasus Penembakan Anggota Paskibraka di Semarang
- Aktif Dorong Reformasi Keuangan, Misbakhun Raih Penghargaan