Kalau Terima Suap, Mana Duitnya?
Rabu, 21 Oktober 2009 – 10:12 WIB
Namun, seluruh bangunannya jauh dari kesan mewah. "Ya, gimana? Meskipun polisi, mampu belinya ya yang segini," kata Sugiharti kepada Jawa Pos di kediaman tersebut Sabtu lalu (17/10). Tanah itu dibeli Bibit dari seorang anak buahnya seharga Rp2 ribu per meter persegi pada 1989. Saat itu Bibit sudah menjadi perwira menengah.
Kendati terpencil, rumah tersebut cukup asri. Sejumlah tanaman dari jenis gelombang cinta dan jemani diletakkan di teras. Beberapa kursi tamu ditata memutari meja kecil. "Maaf, jangan duduk di situ. Kursinya jebol, belum diperbaiki," ujar wanita 59 tahun itu kepada Jawa Pos sebelum duduk di salah satu kursi di teras.
Sugiharti amat tak percaya ketika suaminya dituding terlibat dalam kasus hukum penyalahgunaan kewenangan yang berbumbu pemerasan terhadap dua orang, yakni Direktur PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo dan Joko S. Tjandra. "Sama sekali saya tak percaya dengan tuduhan itu. Sejak dulu, hidup kami seperti ini," ucapnya. "Kalau benar, mana duitnya" terangnya lantas tersenyum.
Dia menjelaskan, anak-anaknya selalu berkumpul di rumah tersebut setiap Bibit diperiksa di Mabes Polri. Mereka terus memotivasi sang bapak agar kuat menghadapi cobaan dari jabatan pimpinan KPK tersebut. Beberapa anaknya juga kerap menyerahkan sejumlah kliping koran yang memberitakan kasus ayahnya. Yang pasti, mereka terus memantau kasus yang menjadi polemik itu. "Kasusnya selalu saya pelototi dari running text televisi," tutur dia.
Ny Sugiharti kaget ketika diberi tahu bahwa suaminya, Bibit Samad Riyanto, ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap. Beberapa tetangga juga menanyakan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408