Kalbe Farma Gandeng Korea Bangun Laboratorium Berbasis ABGS
“Ini end to end kolaborasi, sinergi untuk bisnis. Dengan kerjasama yang kami lakukan sekarang ini, diharapkan mampu meningkatkan produksi dalam negeri sekaligus mengurangi nilai ketergantungan impor,” ujar Simon.
Menurutnya, budidaya bibit unggul akan di lakukan di laboratorium tersebut.
“Saat ini sedang dikembangkan untuk ginseng dan jahe merah. Selanjutnya akan dikembangkan lebih luas lagi seperti temulawak, tumeric dan rempah-rempah lainnya,” sambungnya.
Simon menambahkan, tujuan akhir dari kerjasama ini adalah mengintegrasikan pembibitan dengan kegiatan CSV Bintang Toedjoe, dimana bibit yang dihasilkan akan disalurkan kepada petani-petani yang telah bekerjasama.
“Kami berusaha membantu industri dalam negeri dengan memberdayakan petani-petani. Tentunya juga dengan memperhatikan kesejahteraan mereka,” tambahnya.
Langkah yang ditempuh, lanjut Simon, bibit unggul yang secara kualitas dan masa tanam lebih singkat yang telah disalurkan kepada petani, jika panen akan dibeli lagi oleh Bintang Toedjoe.
“Jadi hasil panen petani akan dibeli kembali oleh PT Bintang Toedjoe sebagai bahan baku Industri. Harapannya, CSV ini dapat membentuk farmer community development yang sustain,” urai Simon.
Untuk pembangunan laboratorium dan fasilitasnya, PT Bintang Toedjoe telah menggelontorkan investasi awal sebesar Rp 6 Miliar.
Kalbe Farma melakukan kerja sama transfer teknologi dengan Henbang Bio Korea dan Universitas Surabaya berbasis Akademis, Bisnis dan Government Society (ABGS).
- Terobosan Baru Kalbe Farma untuk Perawatan Luka Akibat Diabetes
- Mostrans dan SCI Perkuat Ilmu Teknologi Rantai Pasok
- Pentingnya Vaksin Sebelum Umrah, Jaga Diri dari Penyakit Menular
- Kalbe Tegaskan Komitmen Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
- Stem Cell Jadi Terobosan Baru Penanganan Penyakit Degeneratif di Indonesia
- Insan Kalbe Wujudkan Akses Kesehatan Gratis di Menes