Kali Pertama, Tim Koki Indonesia Lolos ke Final Olimpiade Memasak Kelas Dunia di Perancis
Sempat Bingung Menu Berbahan Domba Skotlandia
Senin, 14 Februari 2011 – 07:37 WIB

BANGGA : Risky (kiri) dan Guruh Nugraha (tengah) saat laga final di Lyon, Prancis. Foto : Igna Ardiani /Jawa Pos
Tahun ini untuk kali pertama Indonesia mempunyai wakil di final Bocuse d'Or yang berlangsung 25-26 Januari lalu. Yang mewakili adalah duo chef Riva Restaurant, The Park Lane Hotel, Jakarta, Guruh Nugraha, 32, dan Risky Hidayah, 22. Mereka boleh berbangga. Sebab, perwakilan Indonesia sebelumnya hanya bisa mencapai babak penyisihan tingkat Asia. Sementara mereka bisa melaju hingga level puncak.
Butuh waktu lebih dari setahun bagi Guruh dan Risky untuk menuju Prancis. Betapa tidak, babak penyisihan tingkat nasional sendiri dilangsungkan pada akhir 2009. Setelah itu, mereka melaju ke babak penyisihan tingkat regional di Shanghai, Tiongkok, 17?19 Maret 2010. Lolos ke peringkat empat besar pada penyisihan Asia, mereka berhak meraih tiket final.
Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi demi melaju ke final. Guruh mengaku sempat senewen saat akan melakoni penyisihan tingkat Asia. "Saya bingung mencari asisten," kata pria yang mengawali karir di restoran Sunda tersebut. Dalam peraturan kompetisi disebutkan, satu orang lead chef hanya didampingi satu orang commis atau asisten yang usianya tidak boleh lebih dari 22 tahun.
Usia asisten Guruh di babak penyisihan tingkat nasional sudah lebih dari 22 tahun. Saat menemukan asisten baru, eh ketika dihitung-hitung, usianya juga bakal lebih 22 tahun jika mereka melaju ke final. Guruh, dan pelatihnya chef Stefu Santoso, Executive Chef The Park Lane Hotel, pusing tujuh keliling. "Padahal, saya sudah berlatih intensif dengan dia," kenang pria kelahiran 15 Januari 1979 tersebut.
Untuk kali pertama Indonesia berhasil lolos memasuki babak final olimpiade memasak kelas dunia Bocuse d'Or World Culinary Competition di Lyon, Prancis.
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara