Kalijodo: Antara Krishna Murti, Daeng Aziz dan Fortuner
Namun, dengan dialog yang tenang Krishna berhasil meredam amarah Aziz. “Dalam hitungan sepersekian detik, sambil menatap tajam matanya saya katakan, “Saya ini Kapolsek. Jika kamu tembak saya, saya mati tidak masalah karena saya sedang bertugas demi bangsa dan negara. Namun, kalau saya mati Anda semua akan habis!”,” ucap Krishna.
Rupanya kata-kata itu mengena, tensi amarah Bedul sedikit mereda. “Sambil menurunkan senjata, Bedul sempat mengucapkan, “Saya tahu Bapak Kapolsek, tapi saya minta Bapak jangan ambil senjata saya,” katanya. Setelah itu ia pun ngeloyor meninggalkan tempat kejadian,” ujar Krishna.
Setelah berhasil menangkap pelaku pembunuhan adik Aziz, polisi pun kemudian menahan Aziz. Dalam buku itu, Krishna menuturkan bahwa Bedul ditangkap dengan dasar penganiayaan terhadap Amrul dan kepemilikan senjata api ilegal.
Atas tindakannya, belakangan Bedul mendapat ganjaran dari pengadilan selama tiga bulan. (boy/jpnn)
JAKARTA – Nasib kawasan hiburan malam di Kalijodo, di Jalan Kepanduan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, tinggal menghitung
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara