Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung

Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung
PENJAJAKAN- Presiden PKS Tifatul Sembiring, bersama Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu (kedua kanan), Sekjen PDIP Pramono Anung (kedua kiri), dan Ketua Fraksi Demokrat Syarief Hasan saat acara dialog "persaingan tiga blok,Blok M,blok S dan Blok J sebagai calon presiden" di DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Agung Rahmadiansyah/www.radarsby.com
Karena itu, dia optimistis Megawati memenangi pilpres kali ini. Sebab, pihaknya diuntungkan oleh pencalonan Kalla yang membuat pemilih pro pemerintah terbagi.

Namun, kubu Golkar menepis jalan pikiran Pram. Menurut Burhanuddin, Golkar sangat mudah berkoalisi. Partai beringin, katanya, laksana madu. Ia didambakan partai mana pun. "Bagi Golkar, sangat mudah mengajak PPP, PKS, dan partai-partai lain untuk bergabung. Kalau PDIP, jelas sulit," katanya.

Presiden PKS Tifatul Sembiring mengakui, berkoalisi dengan Partai Golkar cukup menggiurkan. Namun, pihaknya belum bisa memastikan dukungan terhadap blok J (Jusuf Kalla) selama kepastian tersebut belum ada. "Kita jadinya belum bisa melakukan perhitungan kalau belum ada kepastian," jelasnya.

Belum mantapnya PKS karena mereka menilai suara beringin masih terbelah dalam pencapresan. "Kami masih menganggap ada dua suara di Golkar. Ada yang menginginkan JK capres, ada yang tetap menjadi cawapres dengan SBY," katanya.

JAKARTA - PDIP ingin sekali memanfaatkan perpecahan duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Sekjen PDIP Pramono Anung menilai berpisahnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News