Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung
Rabu, 04 Maret 2009 – 09:13 WIB
Menanggapi itu, Burhanuddin mengatakan, blok J muncul karena ada persoalan yang tidak bisa dijembatani SBY-Kalla. Tantangan yang dihadapi masyarakat, kata Burhanuddin, semakin sulit. "Pemerintahan sekarang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Kita butuh pemimpin yang cepat bertindak dan kepemimpinan yang kuat," ujarnya.
Pernyataan tersebut cukup mengejutkan. Biasanya, pengurus Partai Golkar cenderung bermain aman apabila berkomentar mengenai duet SBY-Kalla. Namun, Burhanuddin dengan jelas mengatakan bahwa pemerintahan saat ini dinilai lamban.
Lantas, apakah Kalla akan benar-benar menjadi capres? Kata Burhanuddin, the show must go on. Komitmen Kalla, kata dia, tak bisa ditarik kembali. Apalagi, dukungan dari DPD terus mengalir. "Setelah dari Sulawesi Utara kemarin, dukungan juga datang dari NTB," jelasnya.
Komitmen Kalla, kata Burhanuddin, tidak main-main. Dari pembicaraan dengan fungsionaris DPD dia melihat kesungguhan Kalla menjadi capres. "77 dapil kita survei, still going strong," katanya.
JAKARTA - PDIP ingin sekali memanfaatkan perpecahan duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Sekjen PDIP Pramono Anung menilai berpisahnya
BERITA TERKAIT
- Persiapan Cagub Ahmad Syaikhu Menjelang Debat Perdana Pilgub Jabar
- Kasus Judol di Kemenkomdigi, Meutya Mengaku Mencekam, Sebut soal Polri
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Ustaz Abdul Somad Tak Akan Berhenti Mengampanyekan Abdul Wahid Sampai TPS Tutup
- Blusukan ke Pasar Airmadidi, Kaesang Kampanyekan Melky-Christian Pimpin Minahasa Utara
- Ribuan Warga Tumpah Ruah Saat Kampanye Abdul Wahid yang Dihadiri UAS di Teluk Meranti