Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung

Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung
PENJAJAKAN- Presiden PKS Tifatul Sembiring, bersama Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu (kedua kanan), Sekjen PDIP Pramono Anung (kedua kiri), dan Ketua Fraksi Demokrat Syarief Hasan saat acara dialog "persaingan tiga blok,Blok M,blok S dan Blok J sebagai calon presiden" di DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Agung Rahmadiansyah/www.radarsby.com
Menanggapi itu, Burhanuddin mengatakan, blok J muncul karena ada persoalan yang tidak bisa dijembatani SBY-Kalla. Tantangan yang dihadapi masyarakat, kata Burhanuddin, semakin sulit. "Pemerintahan sekarang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Kita butuh pemimpin yang cepat bertindak dan kepemimpinan yang kuat," ujarnya.

Pernyataan tersebut cukup mengejutkan. Biasanya, pengurus Partai Golkar cenderung bermain aman apabila berkomentar mengenai duet SBY-Kalla. Namun, Burhanuddin dengan jelas mengatakan bahwa pemerintahan saat ini dinilai lamban.

Lantas, apakah Kalla akan benar-benar menjadi capres? Kata Burhanuddin, the show must go on. Komitmen Kalla, kata dia, tak bisa ditarik kembali. Apalagi, dukungan dari DPD terus mengalir. "Setelah dari Sulawesi Utara kemarin, dukungan juga datang dari NTB," jelasnya.

Komitmen Kalla, kata Burhanuddin, tidak main-main. Dari pembicaraan dengan fungsionaris DPD dia melihat kesungguhan Kalla menjadi capres. "77 dapil kita survei, still going strong," katanya.

JAKARTA - PDIP ingin sekali memanfaatkan perpecahan duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Sekjen PDIP Pramono Anung menilai berpisahnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News